mOaB8SxtB0X1FfqkEcWCngeyJrUW9rkTfz5H9ziF

Semangat Berdaya, Pesan Untukku di Masa Depan

Konten [Tampil]
Semangat Berdaya, Pesan Untukku di Masa Depan

Halo moms, 

Postingan kali ini, aku ingin lebih banyak cerita dan memberikan beberapa semangat. Khususnya untuk diri sendiri, kini berjuang menjadi seorang ibu.

Seorang perempuan memang baik memiliki pendidikan setinggi-tingginya. Namun, seorang perempuan yang sudah memutuskan untuk menikah dan berkeluarga, tidak dapat dipungkiri akan menjadi seorang istri dan ibu di rumah. 

Peran seorang perempuan di dalam keluarga sangatlah penting. Ibu menjadi madrasah ula atau pendidik pertama dan utama untuk anak-anaknya. Maka, jangan lagi ada yang merendahkan atau memandang sebelah mata pada seorang wanita yang memiliki pendidikan tinggi, namun hanya menjadi ibu rumah tangga.

Insecure Menjadi Ibu Rumah Tangga

Aku memiliki pengalaman pribadi mengenai betapa insecure dan rendah diri, ketika memutuskan menjadi ibu rumah tangga. Kala itu, di awal pernikahan aku dengan suami. Aku masih berstatus karyawan swasta di perusahaan keuangan. Perusahaan itu menjadi yang pertama dan terakhir aku tempat bekerja. 

Teringat dulu betapa sulitnya mencari pekerjaan setelah lulus kuliah. Saat lagi memasuki masa nyamannya bekerja. Pandemi Covid datang di tahun 2020, merubah segalanya. Aku menjadi salah satu kena dampak pengurangan karyawan karena pandemi, aku mendapat surat pemutusan pemberhentian kerja. Aku diberhentikan dengan secara baik dan aku mendapatkan hak yang cukup.

Ternyata, setelah itu aku berubah. Aku merasa bukan menjadi perempuan yang produktif, tidak bekerja dan tidak melakukan apa-apa. Aku merasa menjadi ibu rumah tangga hanyalah seorang ibu di rumah. Tidak ada artinya dan tidak menghasilkan. Ibu rumah tangga tidak bisa berdaya, berkreasi, dan menghasilkan.

Insecure itu muncul cukup lama pada diri aku. Hingga aku menutup komunikasi pada beberapa teman dekat, termasuk teman-teman saat kuliah. Semakin melihat mereka sukses, semakin aku tidak ingin diketahui bahwa aku hanya seorang ibu di rumah.

Bertumbuh dan Semangat Berdaya

Semua berubah.

Suami mendapat pekerjaan di Batam pada pertengahan tahun 2022. Kami merantau jauh dari keluarga. Untuk pertama kalinya, kami berjarak sangat jauh dengan keluarga. Keluarga kami ada di Jawa Barat, sedangkan kami pergi merantau menjalani hidup di Kepulauan Riau.

Ini menjadi keputusan sangat cepat dan sulit. Ternyata, Allah memberikan jalan dan takdir untuk kami lewati bersama dengan baik. Disini kami banyak belajar untuk bisa bertahan hidup di kota baru. Dengan memiliki culture, kebiasaan dan lingkungan yang sangat berbeda.

Saat disinilah, aku merasa bahwa bukan 'hanya' seorang ibu. Aku adalah ibu yang sangat hebat dan pemberani.

Perlahan dengan pasti aku bertumbuh, belajar dan semangat terus berdaya. Menjadi ibu rumah tangga yang menjalani peran dengan baik dan tetap bisa berdaya dari rumah.

Aku mulai membuka mata tentang dunia digital. Bahwa dunia digital bukan hanyalah tempat hiburan dan mencari informasi saja. Ternyata dunia digital bisa dimanfaatkan lebih baik. Seperti belajar parenting, belajar menulis artikel di blog, menggunakan sosial media lebih bijak yang memberikan manfaat pada orang lain, gabung di berbagai komunitas hingga punya teman online yang saling support.

Walaupun aku merasa terlambat, karena baru memulainya sekarang. Tapi tidak ada kata terlambat untuk belajar bertumbuh, produktif dan berdaya. Apalagi seorang ibu sangat penting untuk bisa menjadi seorang guru dan contoh anak-anak di rumah. Agar bisa menjadi guru yang baik, perlu belajar lebih giat lagi.

Pesan Untukku di Masa Depan

Untuk diri ku, 

Menjadi ibu memang berat.

Menjadi ibu memang sulit.

Menjadi ibu bukan perkara mengurus anak makan dan mandi saja.

Tapi,

Menjadi ibu yang baik di mata anak-anak diperlukan ibu yang pintar.

Walaupun matamu baru terbuka lebar saat ini, jangan pernah cepat menyerah.

Aku tau, saking semangatnya aku ingin produktif dan memiliki penghasilan tambahan. Akhirnya kamu nge-drop dan down. 

Aku mencoba semuanya, semua bidang secara online. Terbawa suasana dan iming-iming mendapatkan hasil yang besar. Tanpa sadar, aku melupakan satu hal penting. Hal penting itu adalah mau menikmati proses dan bangkit ketika gagal.

Hal penting itu adalah mau menikmati proses dan bangkit ketika gagal.

Aku mencoba semua hal.

Seperti daftar semua komunitas mom fluencer dari berbagai aplikasi, daftar semua job 'receh' buzzer social media tanpa berfikir panjang. Pernah mencoba menjadi affiliator di berbagai toko oren, ijo dan biru. Akhirnya menyerah karena tidak sanggup dan bukan 'gue banget'. Apalagi aku kesulitan belanja online sejak di Batam karena harga ongkos kirim terlalu mahal dan belanja di toko lebih sangat murah.

Saat ini, aku berpesan untuk diri sendiri.

Di masa depan nanti, 

Aku harus tetap memprioritaskan peran utama di rumah menjadi seorang ibu.

Pada akhirnya, satu hal yang membuat aku menetap di blog pribadi ini. Karena menulis menjadi wadah yang cocok dan mendeskripsikan diriku dengan baik.

Tetaplah belajar, bertumbuh dan semangat untuk berdaya.

Turunkan ekspektasi untuk mendapatkan penghasilan tambahan secara instan dan cepat. 

Ubah mindset diri, aku ingin tetap menjalankan peran utama menjadi seorang ibu terbaik di rumah. 

Ibu produktif, bertumbuh dan semangat berdaya. Tanpa meninggalkan dan melupakan peran utamanya.

Menulis menjadi pilihan yang tepat menurut aku saat ini. Aku memutuskan memulai kembali secara perlahan dengan baik. Memilih dan mencoba bergabung di komunitas one day one post. Bisa menjadi tempat belajar dan bertumbuh dengan baik. Menikmati proses dan terus bangkit saat tertinggal.

Salam, 

anadzilah

Related Posts
Amicytia Nadzilah
istri, ibu dari dua anak perempuan dan seorang wanita pembelajar menjadi blogger profesional. Tinggal merantau di pulau sebrang singapura, belajar mandiri dan menulis cerita pengalaman yang dilalui.

Related Posts

4 komentar

  1. Bagaimanapun keadaannya, dulu maupun sekarang seorang perempuan apalagi seorang Ibu adalah malaikat.

    Yang berjuang memberikan cinta dan kasih sayang bagi keluarga, bahkan ada yang tetap menyambi bekerja.
    Tetap semangat, kamu hebat!.

    Saat kamu merasakan lelah, capek, badmood.
    Tidak apa apa, rehatlah sejenak.
    Kamu juga manusia yang juga butuh untuk mereka time.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar banget, terima kasih kata2 penguatnya ka

      Hapus
  2. aku sangat paham dengan perasaan itu kak. aku pun seorang IRT yang merasa kurang segalanya, apalgi sering melihat berbagai macam prestasi yang sudah di capai oleh beberapa kawan-kawan semasa sekolah. lambat laun karena bebrapa kali belajar akhirnya paham bahwa kita akan berprestasi dan sukses sesuai dengan waktunya. semangat untuk kita semua.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa ka, semangat juga untuk kaka
      Kita bisa melebarkan sayapnya masing-masing sesuai kemampuan dan kebutuhan kita

      Hapus
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga bermanfaat untuk para pembaca.

Silahkan tinggalkan komentar, mohon tidak meninggalkan link hidup ya.